Text
Al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm Juz 20
Juz 20 meliputi akhir Surah an-Naml, seluruh Surah al-Qasas, dan awal Surah al-‘Ankabūt. Tantāwī Jawharī menafsirkan ayat-ayat ini dengan corak khasnya, yaitu memadukan kisah Al-Qur’an dengan pelajaran ilmiah, sosial, dan moral.
Pada lanjutan Surah an-Naml, Tantāwī menyoroti tanda-tanda kebesaran Allah dalam alam semesta, seperti siklus kehidupan, pergantian siang-malam, dan fenomena alam lain yang menunjukkan keteraturan kosmik. Ia mengajak pembaca untuk merenungkan ilmu pengetahuan sebagai sarana meningkatkan keimanan.
Dalam Surah al-Qasas, penafsiran berfokus pada kisah Nabi Musa a.s. secara lengkap: kelahirannya, keselamatannya dari kekejaman Fir’aun, kehidupannya di istana, pelarian ke Madyan, serta kembalinya untuk menyampaikan risalah. Tantāwī menekankan nilai-nilai perjuangan, kesabaran, dan keberanian. Ia juga mengaitkan kisah itu dengan konsep sosial tentang kedzaliman penguasa, perubahan peradaban, serta hukum sebab-akibat dalam kehidupan bangsa-bangsa. Kisah Qarun menjadi contoh kesombongan manusia yang bertumpu pada kekayaan, dan dibahas dari sudut pandang etika sosial serta fakta-fakta ilmiah tentang bumi dan geologi.
Awal Surah al-‘Ankabūt dibahas sebagai gambaran tentang ujian keimanan. Tantāwī mengaitkan perumpamaan “rumah laba-laba” dengan kelemahan struktur moral manusia yang bergantung pada kekuatan selain Allah. Ia juga menyinggung fenomena-biologi sebagai pelajaran tentang kelemahan makhluk dan kekuasaan Sang Pencipta.
Secara keseluruhan, Juz 20 dalam tafsir ini kaya dengan pesan moral, argumentasi ilmiah, dan refleksi spiritual yang memperlihatkan bahwa kisah-kisah Al-Qur’an bukan hanya sejarah, tetapi pedoman bagi pembentukan masyarakat yang berkeadaban, beriman, dan berilmu.
| KM7293 | 297.1226 JAW a | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain